Bertempat di Ruang Rapat Dekanat, Selasa 12 Januari 2015 Dekan Fisip Unsoed Dr. Ali Rokhman berkenan menerima kedatangan Indonesianis Dr. Laurens Bakker dari Faculty of Social and Behavioural Sciences, Universitas Amsterdam Belanda. Pengajar Antropolologi ini telah malang melintang hingga pelosok Sumatera dan Kalimantan. Bahkan Disertasi beliau mengkaji konflik agraria, berjudul “Who Owns the Land? Looking for Law and Power in East Kalimantan”. Telah hadir pula para Ketua dan Seketaris Jurusan/Program Studi, beberapa Dosen serta beberapa aktifis LSM, dalam kegiatan diskusi ilmiah ini.
Dekan Fisip sangat mengapresiasi kedatangan Dr. Laurens serta berharap ada tindak lanjut berupa kerjasama yang lebih konkret. Seperti joint research bersama para sosiolog dan antropolog Fisip Unsoed. Bahkan diharapkan Dr Laurens turut menginisiasi MoU antara Fisip Unsoed dengan Fisip Universitas Amsterdam Belanda. Dekan juga mengharapkan agar Dosen Fisip dapat memanfaatkan momentum ini sebaik mungkin.
Dr. Laurens Bakker memulai paparan dengan pengenalan terhadap Universitas Amsterdam. Beliau juga menyambut baik uluran tangan Dekan Fisip, untuk mewujudkan kerjasama antara dua universitas. Universitas Amsterdam sangat terbuka dengan perguruan tinggi manapun dalam hal kerjasama akademik. Bahkan beberapa waktu lalu, salah satu Universitas di Sumatera juga telah menandatangani Letter of Intent (LoI) dengan Universitas Amsterdam.
Aktifitas Dr. Laurens Bakker di pelosok Sumatera dan Kalimantan mengawali materi diskusi. Beliau menyampaikan dalam bahasa Indonesia dengan baik dan lancar. Peserta diskusi sangat tertarik dengan kajian Dr. Laurens hingga diskusi semakin hangat. Terlebih kedatangan beberapa LSM pemerhati konflik agraria. Barid Hardiyanto, M.Si, peneliti LPPSLH Kabupaten Banyumas turut meramaikan diskusi ini. Bahwa konflik agraria di jawa sebenarnya memiliki kerumitan tersendiri. Permasalahan agraria di Kabupaten Cilacap misalnya, merupakan kabupaten dengan daerah konflik agraria terbesar di Jawa Tengah sekaligus manifestasi kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat desa hutan. Sharing knowledge berlangsung apik dan hangat, hingga diskusi usai.
Fisip Unsoed, Maju Terus Pantang Menyerah !
Dekan Fisip sangat mengapresiasi kedatangan Dr. Laurens serta berharap ada tindak lanjut berupa kerjasama yang lebih konkret. Seperti joint research bersama para sosiolog dan antropolog Fisip Unsoed. Bahkan diharapkan Dr Laurens turut menginisiasi MoU antara Fisip Unsoed dengan Fisip Universitas Amsterdam Belanda. Dekan juga mengharapkan agar Dosen Fisip dapat memanfaatkan momentum ini sebaik mungkin.
Dr. Laurens Bakker memulai paparan dengan pengenalan terhadap Universitas Amsterdam. Beliau juga menyambut baik uluran tangan Dekan Fisip, untuk mewujudkan kerjasama antara dua universitas. Universitas Amsterdam sangat terbuka dengan perguruan tinggi manapun dalam hal kerjasama akademik. Bahkan beberapa waktu lalu, salah satu Universitas di Sumatera juga telah menandatangani Letter of Intent (LoI) dengan Universitas Amsterdam.
Aktifitas Dr. Laurens Bakker di pelosok Sumatera dan Kalimantan mengawali materi diskusi. Beliau menyampaikan dalam bahasa Indonesia dengan baik dan lancar. Peserta diskusi sangat tertarik dengan kajian Dr. Laurens hingga diskusi semakin hangat. Terlebih kedatangan beberapa LSM pemerhati konflik agraria. Barid Hardiyanto, M.Si, peneliti LPPSLH Kabupaten Banyumas turut meramaikan diskusi ini. Bahwa konflik agraria di jawa sebenarnya memiliki kerumitan tersendiri. Permasalahan agraria di Kabupaten Cilacap misalnya, merupakan kabupaten dengan daerah konflik agraria terbesar di Jawa Tengah sekaligus manifestasi kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat desa hutan. Sharing knowledge berlangsung apik dan hangat, hingga diskusi usai.
Fisip Unsoed, Maju Terus Pantang Menyerah !
Diambil dari: http://fisip.unsoed.ac.id/content/mengurai-konflik-agraria-bersama-dr-laurens-bakker-universitas-amsterdam-belanda